Jumat, 05 September 2008

CARA MENGASIHI TUHAN

(Ulangan 6:1 - 13)


Kadang kita mengalami kesulitan untuk mengasihi Tuhan. Kita tidak tahu cara yang benar untuk mengasihi Tuhan; tetapi Alkitab memberitahukan kepada kita bagaimana harus menunjukkan kasih kepada Tuhan, antara lain:

1. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati (ay. 5)

Segenap hati artinya bukan dengan paksaan, bukan juga karena tradisi. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa sama artinya dengan tulus. Inilah ibadah yang sejati (Rm. 12:1); Firman Tuhan menegaskan bahwa yang utama yang harus dilakukan seorang manusia ialah mencari lebih dahulu kerajaan Allah (baca: mengasihi Tuhan – Mat. 6:33). Bukti seorang mengasihi Tuhan ialah tinggal dalam firman-Nya (Yoh. 15:7). Hal ini harus dilakukan dengan setia (Ul. 11:1). Inilah kewajiban kita. Dengan demikian Allah memegang perjanjian-Nya dengan kita (Ul. 7:9, 12-15). Selain itu bukti lain seseorang mengasihi Tuhan ialah mendengarkan perintah-Nya dengan mengasihi dan menuruti perintah-Nya (Ul. 11:13-15)

2. Melakukan tugas dari Tuhan (ay. 6, 7)

Mengasihi Tuhan sesungguhnya tidak hanya mendengarkan dan melakukan firman-Nya tetapi juga harus meneruskannya kepada orang lain. Mengajarkan dan membimbing anak-anak untuk mengasihi Tuhan dengan setia merupakan manifestasi kasih kepada Tuhan. inilah jalan yang telah ditentukan-Nya bagi kita (ay. 12, 20).

3. Komitmen untuk Setia kepada Tuhan (ay. 24 - 25)

Mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan melakukan tugas-Nya adalah tindakan yang baik akan tetapi semua itu menjadi tidak berguna jika kita tidak setia. Pengukur komitmen kita kepada Tuhan bukan apa yang kita lakukan melainkan kerelaan untuk berpegang teguh (setia) pada segala perintah-Nya.

Apakah kita sudah mengasihi Tuhan dengan segenap hati? Dan sudahkan kita melakukan tugas yang dipercayakan kepada kita? Dan bagaimana dengan kesetiaan kita? Renungkanlah! (defry)

1 Komentar:

Pada 25 Januari 2011 pukul 22.53 , Blogger chetyaw mengatakan...

Artikel ini sangat berguna untuk kita membantu saudara-saudara kita untuk tetap memprioritaskan Tuhan.
Saya mengutipnya dan memakainya sebagai bahan untuk publikasi e-Konsel bulan Februari 2011 yang bisa dilihat di arsipnya (http://sabda.org/publikasi/e-konsel/228/)

Terima kasih.

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda